Agak sedikit mengejutkan, kemarin saat periksa mata ke dr. Gusti G. Suardana SpM di Jakarta Eye Centre
, suamiku disarankan untuk menjalani pemeriksaan Humphrey yaitu : pengetesan layang pandang untuk pendeteksian kerusakan penglihatan khas glaukoma.
Ternyata tekanan di bola matanya agak tinggi di atas normal. Dokter mencurigai penyakit GLUKOMA, sehingga malam itu ia menyarankan untuk melanjutkan konsultasi ke dokter yang ahli Glukoma.
Sebenarnya apa sih Glukoma itu ?
Menurut info dari web Jakarta Eye Center, Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina dibelakang bola mata yaitu saraf optik penyambung jaringan-jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi penglihatan.
Glaukoma adalah bagian penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya penglihatan, tetapi proses ini dapat dicegah dengan obat-obatan, terapi laser dan pembedahan. Perlu dicatat bahwa setelah terjadi hilangnya penglihatan yang disebabkan oleh glaukoma, maka hal ini tidak dapat disembuhkan kembali, maka sangat penting untuk mencegah atau menghentikan proses hilangnya penglihatan ini, ini gambarannya :
Ini penglihatan mata normal :

Ini mata dengan Glukoma :

Ini penglihatan glukoma lanjut :
Waduh ... serem banget ... !!
Semoga dengan sudah terdeteksi sejak awal, bisa disembuhkan dan kembali normal. Amin.
Ini masih info dari JEC-Online : yang mengkhawatirkan, glaukoma seringkali timbul tanpa gejala sampai pada fase terakhir, kecuali glaukoma jenis akut (tekanan bola mata tiba-tiba meninggi sehingga mata terasa sakit sekali). Karena itu deteksi dini glaukoma sangat penting, konsultasikan ke dokter spesialis mata anda mengenai glaukoma untuk pendeteksian dini.
Pada fase lanjut glaukoma, gejala-gejala berikut mungkin timbul:
* Hilangnya pengelihatan sisi samping (perifer).
* Sakit kepala
* Pengelihatan kabur
* Melihat pelangi bila melihat sumber cahaya terang (misalnya lampu)
Siapa-siapa saja yang berisiko terkena Glaukoma?
Pada prinsipnya siapa saja dapat terkena glaukoma. Mulai dari bayi baru lahir sampai pada orang tua. Tetapi penting bila kita mengetahui faktor-faktor resiko dari glaukoma.
Faktor-faktor resiko glaukoma:
* Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggidengan bertambahnya usia.
Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma.
Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
* Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma.
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
* Tekanan bola mata.
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata.
* Obat-obatan. Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-obatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
* Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.
* Penyakit lain. Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi dan migren.
Trus,
bagaimanakah pengobatan glaukoma?
Pengobatan glaukoma dapat berupa obat-obat tetes , obat minum, prosedur pembedahan, prosedur laser atau kombinasi yang semuanya. Semua terapi ini pada prinsipnya adalah bertujuan untuk menurunkan tekanan bola mata. Untuk pengobatan/ terapi yang cocok akan disarankan oleh dokter sesuai dengan kondisi penyakit glaukoma dan kondisi keadaan umum pasien. Sebagian obat-obatan glaukoma dapat berinteraksi kedalam tubuh, sehingga obat-obatan tertentu merupakan kontra indikasi (tidak boleh). Contoh penyakit yang mungkin terkena efek obat glaukoma tertentu :
Penyakit asma, penyakit gangguan irama jantung dan alergi terhadap sulfa. Keadaan umum lain yang harus diperhatikan adalah kehamilan. Obat-obatan glaukoma sebagian besar disekresi ke air susu dan dapat menembus plasenta. Jadi untuk penderita glaukoma yang sedang hamil umumnya dipilih prosedur laser atau pembedahan untuk terapi glaukomanya.
Penting bagi pasien untuk memberitahukan penyakit-penyakit yang diderita dan keadaan umum tubuh (misalnya kehamilan) kedokter yang bersangkutan, sehingga dokter dapat memilih terapi/pengobatan yang sesuai.
So, be aware deh sama penyakit glukoma ini. Paling gak cek mata setahun sekali kalau memang kita beresiko.
Kemarin saat di Jakarta Eye Centre, aku lihat sih peralatan pemeriksaannya lumayan lengkap. Pertama ada pemeriksaan awal, mengukur tekanan bola mata, mengukur minus dengan manual dan komputer. Lalu hasilnya di bawa saat pemeriksaan ke dokter. Setelah itu dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut.
Minggu depan ini, insya Allah kontrol dengan
spesialis mata ahli glukoma, di JEC ada :
Dr. Iwan Soebijantoro, SpM
* Oftalmologi umum
* Katarak
* LASIK
* Glaukoma
Jadwal praktek : Senin, Kamis & Jumat 09.00 - 12.00, Sabtu 15.00 - 17.00
Dr. Donny V. Istiantoro, SpM(Dr. Vira Wardhana, SpM)
* Oftalmologi umum
* Katarak
* LASIK
* Glaukoma
Jadwal praktek : Selasa & Kamis 09.30 - 12.00, Rabu, Sabtu 09.30 - 12.30,
DR. Dr. Ikke Sumantri, SpM (DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, SpM)
* Oftalmologi umum
* Katarak
* LASIK
* Glaukoma
Jadwal praktek : Senin, Rabu & Jumat 16.00 - 18.00